annyeong... :)))) i'm back again.. :DDD hari ini akan saya post yang ke8.. :)) makasih bagi kalian yang suka nungguin.. ^^
enjoy..
Yuna POV
“a.. Aku tuli.. jika hari ini adalah Tanabata aku akan berharap aku ini tuli.. mu.. mustahil.. aku tidak percaya..” batinku terisak. Tak lama, keluarlah seorang wanita renta. Ibu Eun Young kah?? Yap.. Dan sekarang ia menatapku dengan tatapan seperti pembunuh.
”Mi.. Mianhae yo..” maafku sambil membungkuk kearahnya dan berlari pergi meninggalkan rumah Eun Young tanpa memerdulikan Eun Young yang daritadi memperhatikanku.
”Yuna!!!” panggilnya. Namun aku tidak menoleh dan terus pergi.
selama perjalanan pulang orang – orang hanya bisa menatapku aneh karena aku menangis sejadi – jadinya.
Aku berlari tanpa arah dan tujuan. Tetapi satu tempat yang ada di otakku. Taman tempat aku dan Eun Young menangis dulu. Ujung taman yang penuh dengan bunga – bunga.
”Niisan.. apa salahku?? Apakah Tuhan tidak mau memberikanku seorang teman karena aku ini darah campuran?? Kumohon.. aku baru saja menemukan belahan jiwaku.. Aku tidak mau melepaskannya hanya karena dia seorang anak pungut.. Aku tidak tahu itu benar atau tidak.. tapi aku harap itu tidak benar.. Niisan.. Dousuru???” aku berteriak sekeras – kerasnya di taman itu. Tidak peduli jika ada orang yang melihatnya. Yang terpenting sekarang adalah aku bisa meluangkan seluruh isi hatiku. Taman tersebut telah menjadi saksi bisu kebingunganku mengahadapi masalah yang baru kali ini aku temui.
”Jadi.. Kau.. sudah tahu.. ya??” tanya seseorang dibelakangku dengan nada terkejut.
”eh??” mataku yang sedang dipenuhi oleh air mata tidak melihat begitu jelas siapa yang berbicara. Tetapi aku mengenali suara ini.
”Yuna.. Aku mohon.. Jangan tinggalkan Eun Young apapun yang terjadi.. aku benar – benar mohon padamu!!” ucap lelaki itu sambil memohon dan memegang tanganku erat.
”me.. memangnya kenapa?? A.. Aku juga tidak akan menginggalkannya! Dialah sahabat pertamaku!! Aku hanya ingin tahu.. Di.. Dia itu sebenarnya anak pungut atau bukan?!” teriakku sambil terisak.
”A.. Aku bingung! Apakah aku harus bertanya lagi padanya?? Aku tak mau menyakiti hatinya.. Niisan....” perasaanku makin bingung dan bimbang. Aku menangis di dalam pelukan lelaki itu. Lelaki itu adalah Lee Donghae. Kakak Eun Yooung dan pengganti kakakku, bukan. Teman curhatku selain kakakku. Donghae Niisan memelukku dengan penuh kasih sayang. Aku menangis sampai aku benar – benar lemas tak terkulai. Disitu Donghae Niisan mengusap air mataku yang sudah banjir membasahi pipiku.
”Akan kuceritakan semuanya padamu.. Tapi aku mohon.. Berjanjilah padaku kau tidak akan meninggalkannya..” ucapnya dengan nada serius.
”Ba.. Baik..” janjiku.
Yuna POV end
Donghae POV
Aku berubah pikiran. Tadinya aku berencana ke rumah Heechul. Tapi sepertinya, dia sedang bersama Hyuk Jae.
”ya sudahlah.. aku ke taman yang waktu itu saja..” kataku sambil memutar arah motorku.
ketika sampai di sana aku mendengar suara seseorang berteriak – teriak dan orang – orang menatapnya dengan tatapan aneh.
”maaf.. Ada apa ya??” tanyaku pada seseorang di taman itu.
”Aku juga tidak tahu. Sepertinya di sana ada orang gila yang sedang berteriak – teriak.” katanya.
”orang gila??” batinku tidak enak. Karena penasaran, aku pun melihat ke tempat sumber suara tersebut.
Betapa terkejutnya aku ketika aku melihat ternyata itu adalah Yuna. Mataku terbelalak dibuatnya
”Y.. Yuna..” batinku tidak percaya. Aku pikir Ia berteriak – teriak seakan – akan ia tidak terima dilahirkan sebagai darah campuran. Seperti penyesalan hidup. Tapi ternyata aku salah. Ia berteiak tentang Eun Young, Adikku. Aku terkejut ternyata ia juga sudah tahu kalau Eun Young itu adalah anak pungut. Aku menghampirinya dan menenangkannya sampai tangisnya berhenti.
”aku rasa sekarang sudah saatnya aku menceritakannya..” batinku setelah ia berjanji.
Donghae POV end
Heechul POV
”Ok.. Aku akan bertanya.. Maaf ya.. Sepertinya pertanyaan ini akan sedikit menyinggungnya..” batinku ragu – ragu.
”mm.. Hyuk Jae ah.. Hipotesismu itu.. Sebenarnya keturunan dari siapa??” tanyaku hati – hati.
”Sudah kuduga kau akan bertanya tentang hal itu..” jawabnya sambil tertawa sinis.
”hah? Maksudmu??” tanyaku lagi.
”Sejujurnya saja. Hipotesaku ini sebenarnya dalah penyakit. Dokter tidak bisa menyembuhkannya kecuali aku sendiri. Tetapi aku juga bingung cara menyembuhkannya. Makanya aku begini terus.” jelasnya dengan wajah sedih.
”Sudah kuduga dia sakit..” pikirku
”Hipotesa itu pasti ada yang mengganggu pikiranmu.. Coba kau ingat – ingat lagi..” kataku meyakinkannya.
”Ada.. Sesuatu yang mengganjal pikiranku selain tentang Yuna cinta pertamaku.. Ibuku pernah bercerita, kalau dulu dia pernah diperkosa seseorang ketika ayahku sedang keluar kota..” ceritanya singkat.
”ha?? Lalu??” tanyaku penasaran.
” . . . yah.. Kau tahu.. Ia hamil dibuatnya..” ceritanya menghela napas tetapi membuatku kaget bukan kepalang,
”WHAT?!!! JADI MAKSUDMU IBUMU SEKARANG SEDANG HAMIL?!!” kagetku asal bicara
”bukan bodoh!! Karena Ibuku takut diceraikan oleh ayahku, ia membuang adik tiriku 2 hari setelah ia lahir. Kalau sekarang ada, dia juga akan sebesar adikmu.. 1 SMA dan berumur 16 tahun.. *ceritanya ni anak kelahiran 94 akhir gitu.. :DD* padahal kata ibuku, dulu aku sangat senang ketika tahu kalau aku akan mempunyai teman bermain..” matanya mulai berkaca – kaca.
”Aku tidak ingat apa adikku itu laki – laki atau perempuan yang aku ingat hanya ekspresi wajah ibuku yang bersedih dan terus menangis. Sampai sekarang ibuku masih terus memikirkan anaknya itu. Tersangka pemerkosa ibuku sudah dibekuk dan dia sudah tewas ditembak 6 tahun silam..” lanjutnya.
”kenapa Ibumu bisa diperkosa??” tanyaku mulai serius.
”Katanya itu juga terjadi begitu cepat. Beliau yang baru pulang dari pasar swalayan untuk belanja bulanan, tiba – tiba di bius oleh sekelompok orang. Ketika sadar, ia sudah tak berpakaian dan berada di tempat yang tidak diketahui. Ibuku menangis tersedu – sedu ketika itu. Aku masih berumur 5 tahun. Jadi aku tidak tahu apa – apa. Tersangkanya adalah orang yang menyukai ibuku semasa SMA..” ceritanya dengan wajah pasrah.
”lalu?? kenapa ibumu membuang adikmu?? kau kan punya ayah.. Bisa saja itu dikatakan sebagai anaknya kan??” tanyaku lagi.
”tadinya.. Tetapi ibuku berpikiran, jika anak itu sudah besar, pasti wajahnya akan berbeda..” jelasnya.
”tentu bodoh.. kalau sama itu namanya kembar..” timpalku
”bukan begitu maksudku, bodoh!! maksudnya, beruntung sekali jika ia mirip dengan ibuku! Nah kalau dia mirip ayahnya?! Jika ayahku tahu kalau itu bukan anaknya, habislah sudah!!” ceritanya menggebu – gebu.
”Yuna juga begitu.. Waktu lahir mirip dengan ayahku.. Tetapi ketika besar jadi mirip aku.. Kalau baru lahir memang tidak telihat..” jelasku sambil mengingat ketika adikku lahir dulu.
”Kau tidak tahu ibuku?? Orangnya berpikir kritis.. Bahkan ketika itu ibuku berpikir untuk menggugurkan kandungannya.. Tapi karena ingat akan dosa, ibuku mengurungkan niatnya dan membiarkannya bersarang di rahim ibuku. Ibuku tidak berani mengatakannya kepada ayahku karena ibuku ingat, sewaktu ayahku akan pergi, mereka tidak ”melakukan”..” tegasnya. Aku butuh waktu mencerna omongannya.
”me.. melakukan???” bingungku.
”iya.. ibuku takut ayahku marah karena ia mengasuh anak yang bukan anak ayahku..” ucapnya tak niat.
”itu kan kecelakaan.. memangnya ayahmu segalak itu??” tanyaku hati – hati.
”yaah.. kurang lebih begitulah.. Aku juga tidak mengerti kenapa Ibuku membuang adikku..” ceritanya dengan terharu.
”pemikiran orang dewasa memang tidak bisa ditebak” tambahku.
”Iya.. malah ibuku takut jika ayahku nanti akan tes DNA atau tes golongan darah tidak cocok dengan gen ayahku.” timpalnya malas
”hey.. tes DNA untuk apa???” tanyaku bingung.
“Untuk memastikan kalau – kalau golongan darahnya tidak ada yang cocok di keluargaku.. begitulah kata Ibuku..” jelasnya santai. Aku hanya bisa termangu mendengarnya.
”aku tak menyangka ternyata ada cerita seperti itu..” batinku.
Aku berjalan menuju kampus bersama Hyuk Jae. Karena Hyuk Jae sedang tidak ingin naik motor katanya. Jadinya aku naik bus. Karena keasikan mendengar cerita Hyuk Jae, tak sengaja aku menabrak orang yang ada di depanku..
BRUUK!!
”ah.. gomenasai..” ucapku sambil membereskan buku – buku ku dan buku – buku orang yang kutabrak itu. Namun secara tidak sengaja tanganku memegang tangannya dan mata kami bertemu di sana.
Heechul POV end
To Be Continued..
mianhae kalo jadi makin aneh dan ga jelas ya... disini lagi maksa2in bnget... jadinya maph klo ada kata2 yang tak nyambung dan lain sebagainya.... sambungan internet di otak dah seminggu ini lagi lemot gtw knp.... jeongmal mianhae klo aneh... kritik saran dan komen tetep di tunggu!! gomawo!! *bowing*