"sebenarnya.. Ada apa ya?? Kok aku ga ngerti sih.." gumamnya. Ia masih memikirkan kata - kata Kwangmin yang terngiang - ngiang di telinganya.
"jangan bengong.." tegur seseorang sambil memberikan sekaleng minuman dingin ke pipi Jang Mi.
"Youngmin??" kaget Jang Mi. Youngmin kemudian duduk di sebelahnya sambil memberikan minuman itu.
"Kwangmin udah cerita??" tanya Youngmin.
"ah?? cerita?? yang mana??" Jang Mi malah balik bertanya.
"belum.. terlalu cepat untuknya.. Nanti kalau sudah sampai Jeju, baru aku kasih tau secara detail.." sambung seseorang yang muncul dari belakang.
"tapi aku benar - benar ga ngerti maksud kamu.." ucap Jang Mi agak nyolot sambil menggeleng - gelengkan kepalanya.
"makanya nanti aku ceritain di Jeju! Dasar ga sabaran!" Kwangmin mencubit pipinya sambil memasang wajah nyolotnya.
"Jang Mi!!!"anggil seorang gadis dari kejauhan.
"eh.. Itu Hae Rim!" sadar Youngmin ketika gadis itu berlari mendekati tempat mereka.
"hh.. hh.. hh.. maaf ya lama.. yang lain juga sudah datang bersamaku.." katanya sambil tersengal - sengal dan menunjuk ke arah belakang. Teman - temannya yang lain juga baru datang.
"hey.. Disini ada aku dan Kwangmin.. Kenapa kau hanya menyapa Jang Mi??" ambek Youngmin.
"eh.. ma.. maaf.. ha.. habis kamuga pernah respon sih kalo aku sapa.." bingung Hae Rim dengan wajah merahnya.
"seengganya kan kau menyapa!" ambek Youngmin makin parah.
"eehh???! maaf deh.. hallo.. Youngmin.. Kwangmin.." sapa Hae Rim dengan sangat malu.
"gitu dong! Hai juga Hae Rim!" balas Youngmin dengan senyuman mautnya dan merangkul Hae Rim.
"Kayanya nanti ada yang bakal jadian nih.." ledek Min Kyung sambil berjalan melewati Hae Rim dan Youngmin.
"eehh???? eenngg.. engga kook..." tepis Hae Rim. Tapi ia tidak bisa melepaskan rangkulannya dari Youngmin. Sontak Jang Mi dan yang lainnya tertawa melihat tingkah laku temannya yang satu itu.
"ingat ya.. Jangan sampai yang lain tau.." bisik Kwangmin pada Jang Min ketika mereka berjalan menuju tempat check in. Jang Mi hanya mengangguk mengerti. Setelah semuanya siap, mereka lepas landas menuju Jeju. Selama perjalanan, mereka semua tertidur.
Sesampainya di hotel..
"hey.. cepat berikan kunci kamarku.. Aku udah ngantuk berat nih.." rengek Yoo Jung sambil memeluk erat guling kesayangannya.
"sebentar.. kita kan bagi - bagi kamar.. kita ber7.. aku punya 3 kunci kamar.. berarti kita pakai firmasi 2 - 2 - 3 yah.." jelas Hae Rim yang sedang sibuk dengan kunci dan barang bawaannya.
"apalah itu! Pokoknya Kwangmin dan Youngmin harus satu kamar!" marah Sae Mi yang matanya juga sudah 5 watt.
"Aku sama Jang Mi.." serobot Kwangmin sambil mengambil kunci kamar bernomor 715.
"Aku sama Hae Rim.." Youngmin ikut - ikutan sambil mengambil kunci kamar bernomor 716.
"EEHHH???!!!!" kaget yang lain dengan mata terbuka lebar.
"ga akan Aku apa - apain kok.. Lagian juga ga ada untungnya.." Ucap si kembar bersamaan.
"tempat tidurnya juga ada 2.. Ada sesuatu yang harus kubicarakan dengan Jang Mi.. Kuharap kalian jangan salah paham dulu.." Jelas Kwangmin sambil membuka pintu kamar dan memasukan barang - barangnya ke kamar. Jang Mi yang sebenarnya masih belum mengerti perkataan Kwangmin dari awal hanya tertunduk dan mengikuti Kwangmin ke kamar.
"dan kau??" tanya Min Kyung sinis pada Youngmin dengan tatapan membunuhnya.
"Memangnya salah satu dari kalian ada yang mau tidur denganku??" tanya Youngmin dengan wajah polosnya. Yang lain hanya memasang wajah anehnya, sementara Hae Rim memasang wajah malunya. Mereka pun masuk ke kamar 716.
"Aku masih bingung dengan si kembar itu.." ucap Sae Mi yang matanya sudah berada di antara 2dunia.
"Mereka itu anak baik - baik kok.. Biarkan saja.. Kalau kita curigai nanti mereka malah melakukan hal yang tidak - tidak.." ucap Yoo Jung sambil membuka kunci pintu kamar 717 dan masuk kamar. Sae Mi dan Min Kyung mengikuti Yoo Jung.
Author POV end
Kamar 715
Kwangmin POV
Haaaah... Sejujurnya aku sedikit ga enak hati ceritanya.
"bangkai tikus kalo disimpen lama - lama juga bakalan kecium baunya.." gumam Kwangmin.
"aku akan ceritakan semuanya kepadamu.. Tapi kuharap, kau bisa nemerimanya ya.." ucapku sambil menghela napas.
"ok.." katanya sambil mengangguk mantap.
"Kau tau, Yakuza kan??" tanyaku.
"mm.. Aku tau.. Itu kaum ronin* yang terkenal di Jepang kan??" jawabnya polos.
"iya.. Kau.. Dijadikan jaminan oleh ayahmu.." kataku.
"eh??"
"sudah kuduga dia pasti akan bilang itu.." batinku.
"Kau tidak ingat aku ya?? Aku kan teman dekatmu dulu.." kataku mencoba mengingatkannya.
"huh??" katanya tidak ingat.
"aku tau kau pasti lupa.. Kak Hyunseung, kau ingat kan?? Kakak tirimu?? Dia sudah mencuci otakmu supaya kau tidak ingat lagi tentang masa lalumu tentang Yakuza.. Kau ingat tidak, kapan terakhir kali kau dikejar - kejar oleh orang berpakaian hitam - hitam mengejarmu??"tanyaku lagi dan berharap dia mengingatnya.
"I.. Itu ya.." Jawabnya sedikit shock.
"Y.. Yang aku ingat hanya wajah ketuanya.. Be.. Berbadan besar.. Berkumis dan kasar.." ingatnya dengan badan bergetar.
". . . Ayahmu dulu sempat meminjam uang padanya untuk membawamu keluar dari rumah sakit pada saat kau lahir dulu.." Jelasku hati - hati.
"aku tau.. Ibuku adalah wanita selingkuhan Ayahnya Hyunseung Oppa.." katanya agak sedih.
"karena waktu itu usaha ayah sedang bangkrut, makanya Ayah meminjam uang ke rentenir.. Aku tau kok.. Ibu pernah cerita.." lanjutnya lagi.
"berarti.. efeknya ga semua memorinya kehapus.." batinku.
"Rentenir itu adalah salah satu ketua Yakuza di wilayah tempat kita tinggal dulu.. Ia salah satu pedagang ekstasi kelas kakap yang sampai sekarang polisi saja sulit menangkapnya.. Kabarnya, dia dulu hampir.."
"I.. Iya.. Dia hampir mencabuliku.. Kalau dulu Hyunseung Oppa tidak datang mungkin aku.." Ia kembali gemetaran dan ketakutan.
"Aku tidak kuat melihatnya.." batinku tidak kuat.
"Kenapa kau tau banyak??" tanyanya. Ini dia.. Pertanyaan yang kadang aku tidak sanggup untuk membayangkannya.
"Ka.. Karena.. Ketua itu adalah.. Ayahku.."
To Be Continued..
aaaaaahhh... knp baru kelar sekarang?! aneh bnget jadinyaaaaaa komen kritik dan saran masih tetep di tunggu! gomawo~~

*sebutan samurai yang kehilangan majikannya