"sudah sampai nih!"
"waahh... indaaaahnyaaaa...." Jangmi menikmati pemandangan disekitarnya. Kwangmin tersenyum dan ikut menikmati pemandangan air terjun yang ada dibawahnya. Tiba - tiba ia merasa ada yang mengikutinya. Ketika menoleh, senyum cerianya berubah menjadi murung. Segerombolan pria berbadan besar telah menantinya dengan beberapa balok kayu dan wajah membunuh.
"Kau.."
Author POV
"Kau.. mau apa lagi??" tanya Kwangmin ketus.
"Siapa??" tanya Jangmi penasaran. Ketika ia berbalik badan, wajahnya langsung berubah menjadi pucat.
"Ternyata gadis kecil itu masih hidup ya.. kukira aku sudah dibohongi.. Hai gadis manis~~ masih ingat padaku kan??" tanya salah seorang dari mereka. Ia membawa balok kayu dan ada bekas sayatan pisau di dekat pelipis matanya. Kwangmin melirik kearah Jangmi.
"kau kenal??" tanya Kwangmin penasaran. Jangmi tidak menjawab. Ia malah memegang kuat lengan Kwangmin. Ia terlalu takut untuk bertemu dengan yakuza lagi.
"Aku ingat.. ketika aku akan lari dari rumah, dia menjegatku.. kebetulan disitu ada pisau.. langsung saja kuayunkan pisau itu.. kukira meleset.. ternyata mengenai pelipisnya.." jelasnya dengan badan gemetar. Kwangmin makin geram.
"Itu benar.. karena kau, wajah tampanku ini menjadi rusak!" marah si pria berbadan besar itu sambil menghancurkan balok kayunya. Jangmi makin takut dan berlindung di punggung Kwangmin. Kwangmin mencoba untuk tidak panik, walau sebenarnya ia memang sangat takut. Badan mereka besar - besar dan masing - masing membawa senjata. Mulai dari samurai, balok kayu, bahkan pistol. Sedangkan ia tidak membawa apa - apa dan sedang melindungi seorang gadis.
"Yang penting dia selamat dulu.." batin Kwangmin sambil melirik kearah Jangmin yang ketakutan.
"Ok Jangmi.. kumohon sekali ini, kau turuti apa kataku.. sekarang kau terjun!" perintah Kwangmin cepat.
"EH?!!" kaget Jangmi dengan mata membulat.
"Tidak apa! Sudah sana kau terjun saja!" suruh Kwangmin dengan suara agak meninggi.
"T.. tapi.." Jangmi menolak. Ia merinding melihat kebawah.
"GLEK!" Jangmi menatap Kwangmin memelas. Tetapi Kwangmin malah menatapnya tajam.
"Kumohon.. terjunlah.." katanya lirih. Jangmi terhentak. Dadanya terasa terpacu cepat ketika melihat tatapan Kwangmin yang tajam. Tanpa sadar, Jangmi mengangguk dan melompat kebawah air terjun. *ah susah ngomongny nih! -,-* Para Yakuza terkejut melihat Kwangmin melepaskan orang yang mereka cari - cari.
"Heh Kwangmin! Apa maumu?!" tanya salah satu dari mereka galak.
"Biarkan dia sendiri! Urusan kalian kan sama aku.. Kita bicarakan dibawah saja.. kalau disini terlalu mencolok.. nanti dilihat orang.. bisa - bisa kalian habis dihajar.." Jawab Kwangmin dingin. Para Yakuza saling menoleh. Mereka tidak bisa menolak perintah Kwangmin. Karena Kwangmin sendiri adalah anak dari boss mereka.
Kwangmin memerhatikan sekeliling. Ia memastikan bahwa tidak ada orang lain selain ia dan para yakuza. Kwangmin membawa para 'komplotan'nya ke daerah semak - semak belukar yang hampir menyerupai hutan *elah ini apa pula?! -____-a"*.
"Baik.. udah ga ada orang.. apa mau kalian??" Tanya Kwangmin ketus.
"Sebelumnya, kami ingin kau lihat ini.." Kwangmin menyiritkan keningnya. Salah satu dari mereka membuka bagian semak yang sangat belukar *heh?? +___+"*. Matanya yang sudah besar, makin membesar. Ia melihat teman - temannya disandra. Kaki tangannya diikat dan mulutnya disekap.
"Ka.. Kalian?!!" katanya terkejut.
"HHWAANGGHHIINN!! HWOLLONG!!" teriak Saemi sambil menangis - nangis dan menggeliat - geliat. Kwangmin melirik kearah para yakuza tajam dan geram sedangkan para yakuza itu hanya tertawa puas.
"kaliaaaan!!!!" Kwangmin mulai berlari kearah para yakuza itu dengan mengepal tangannya dan emosi yang telah meluap. Belum Kwangmin memukul, lagi - lagi ia dikejutkan dengan pemandangan yang tidak biasa.
"wah wah wah.. akhirnya kau datang juga yah.." kata seseorang yang muncul tiba - tiba dari balik semak - semak sambil bertepuk tangan.
"Ah.. Min.. Kyung.." kagetnya sambil membelalakkan matanya.
"Kau dalangnya ya??" tanyanya dengan wajah tidak percaya. Min Kyung hanya tertawa sinis.
"kau tau aku tidak?? Masa wajahmu kaget gitu sih??" tanyanya dengan jutek tapi matanya menatap dengan penuh harap. Kwangmin menyiritkan keningnya dan berusaha mencoba mengingat. Tanpa sadar kepalanya menggeleng.
"kau tidak ingat?!" bentak Minkyung. Kwangmin lagi - lagi menggelengkan kepalanya cepat.
"BENAR - BENAR TIDAK INGAT?!!" kali ini dengan suara yang lebih nyaring.
"memangnya kau siapa?!!" Kwangmin malah balik membentak. Minkyung benar - benar kesal hingga matanya berbinar - binar menahan air matanya yang akan keluar.
"bawa dia kemari!" perintah Minkyung pada salah satu anak buahnya. Pria berbadan besar itu kemudian berjalan menuju belakang semak dan menyeret seseorang. Mata Kwangmin lagi - lagi terbelalak.
"YOUNGMIN AH?!!" teriaknya melengking ketika melihat kakak kembarnya terluka parah bersimbah darah. Ia langsung berlari ketempat Youngmin.
"dia ga papa.. aku udah kasih obat tidur.. cuma luka kecil kok.." ucap Minkyung sinis.
"mau mu apa?! sebenarnya urusanmu itu sama aku atau dia?!" tanya Kwangmin sambil menunjuk Youngmin. Ia sudah tidak tahan. Air matanya mengalir secara tiba - tiba.
"kau ingat ini??" Minkyung menunjukkan bekas luka sayatan ditangan kanannya.
"ini.."
"ya.. ini luka yang ayahmu buat kepadaku.. kau ingat, 8tahun lalu antara kau ataupun Youngmin akan dijodohkan denganku supaya anggota yakuza dari ayah kita bertambah banyak dan kuat??" cerita Minkyung dengan tatapan tajam. Kwangmin mengangguk pelan.
"ayahmu membuat sayatan ini sebagai tanda bukti bahwa suatu saat salah satu dari kalian akan menjadi suamiku.. Namun salah satu dari kalian tidak ada yang mellihatku.. Kalian hanya berfokus pada Jangmi yang jelas - jelas ibunya adalah selingkuhan ayahku.." ceritanya mulai terisak. Kwangmin kaget bukan kepalang.
"Ibunya kemudian melahirkan anak lelaki yang memakai marga ayahku.. ibuku yang tau akan hal itu akhirnya memberikanku marga sesuai dengan marganya.." lanjutnya lagi.
"setelah anak itu lahir, mereka putus hubungan dan kemudian ayahku menikah dengan ibuku.. jangan tanya kenapa aku tau banyak.. ibuku menceritakan semuanya padaku.." katanya lagi. Kwangmin masih diam seribu bahasa.
"itu berarti.. aku dan kau.. bersaudara??" potong seseorang dari belakang.
"Jangmi ah?!" kaget Kwangmin.
"apa??" Minkyung bingung.
"memang benar.. ibuku adalah selingkuhan seseorang ketika belum menikah dengan ayahku.. jadi ayah Hyunseung oppa itu.. Ayahmu??" tanya Jangmi tidak percaya.
"TUTUP MULUTMU!!!" Minkyung mulai geram. Ia menghampiri Jangmi dan memojokkannya disebuah pohon sambil menahan lehernya dengan lengan kanannya hingga membuat Jangmi sulit bernapas.
"aku tidak sudi bersaudara denganmu! walaupun tiri sekalipun!!" kesalnya.
"berarti incaranmu bukanlah Kwangmin!! tapi aku!!" Jangmi berteriak setelah berusaha melepaskan cekikan Minkyung.
"kau cemburu padaku kan?? kau suka padanya kan?? kau cemburu padaku karena aku dekat dengannya?? iya kan?!" Jangmi mulai membentak. Minkyung terdiam. Keberanian Jangmi mulai keluar. Padahal disekitarnya ada anggota yakuza yang setiap saat siap menyerangnya.
"dengar.. urusan Kwangmin kita bisa selesaikan nanti.. aku mau tau lebih jelas soal Hyunseung Oppa.." Jangmi mulai menatap Minkyung sinis.
"heh! Jangan kau sebut dia dengan panggilan 'oppa'!! dia itu kakakku!" bentak Minkyung.
"dibuat oleh sperma ayahmu tetapi dilahirkan lewat rahim ibuku.. berarti itu kakakku karena kami satu rahim dan satu ibu!" Jangmi tidak mau kalah.
"Hyunseung Oppa dirumahku sejak umur 5tahun!" bentak Minkyung lagi.
"tapi dia diasuh oleh ibuku sejak bayi dan sering berada dirumahku! Bahkan otakku pun dia yang cuci!" Jangmi juga tidak mau kalah.
"CUKUP!! KALIAN BERDUA BERHENTI BERTENGKAR!!" bentak seseorang. Mereka berdua menengok kesumber suara. Mata mereka terbelalak tidak percaya.
"O.. Oppa?!" pekik mereka bersamaan.
to be continued~~
=____= *can't comment anything about this ff..
sepertinya makin jelek.. kritik saran dan komen ditunggu.. gomawoo~~
*bow
